...Benarkah?...

Daun pohon-pohon asa kehampaan
Yang tak pernah layu, dilalui sang waktu
Kini mulai berguguran
Saat pertama ku melihatmu

Hari inikah saat terakhir penantianku?
Ku harap semua tak lagi sama
Dengan apa yang dahulu kurasa
Berakhir bagai pungguk merindu

Kini ku tak mau
Terlampau berharap padamu
Untuk menjadikanmu milikku satu
Biarkan dijawab sang waktu.

Benarkah kau takdirku?
Sudahlah... Aku hanya ingin dirimu tahu
Bahwa sesungguhnya dalam hatiku
Aku berkata bahwa, "Aku Mencintaimu..."

...Sendiri...

Disini ku terdiam
Merasa bosan pada kehidupan
Yang selalu berjalan dalam kelam
Dan merangkak dengan perlahan

Kini semua tak berarti
Hidupku kaku, Hatiku sunyi
Hanya diam yang melukis sebuah resah
dengan cat sewarna gelisah

Aku hanya beku tak bersuara
Dalam hatiku terukir sebuah asa
Dari hidup yang kuinginkan
Berjalan sempurna tanpa paksaan.

Hanya kanvas perak kehidupan
Yang telah terkoyak, terkikis kehidupan
Aku hanya bisa tertawa
Menikmati semua

Hampa...
Sunyi...
Sepi...
Sendiri...

Tak ada lagi tawa
Tak ada lagi canda
Tak ada lagi cinta
Yang ada hanya duka...

...Dan Kini... [Ku Sendiri Lagi]

Akankah malam ini berlalu
Begitu sepi lagi, seiring waktu
Kurasa ada bunga-bunga rindu
Yang kembali tumbuh di hatiku

Aku tahu ini tak pantas.
Mentari di hatimu bukanlah aku
Yang memberikan panas
Cairkan bekunya hari-harimu.

Namun aku hanya ingin kau tahu
Bahwa diriku, akan selalu
Dengan sepenuh hatiku
Terus mencintaimu.

Mungkinkah...?
Mimpiku memilikimu akan menjadi nyata?
Masih bolehkah?
Diriku terus mencinta?

Karena aku tahu
Kau tak lagi sendiri
Kau t'lah temukan tambatan hatimu
Dan kini... Ku Sendiri Lagi...

...Kenangan Kita...

Rasa cinta
Terkadang tak diduga
Rasa Rindu
Mengalir bersama indahnya hariku

Tak teringat
berapa banyak tetes air mata
Telah mengalir lembut
di kedua pipi kita

Isyaratkan kesedihan
Ungkapkan keceriaan
Terkadang cinta
Namun juga hampa

Aku tak mau
Tak ingin penggantimu
Tak sudi melepasmu
Kuingin kau jadi milikku, selalu

Cinta ini terasa indah
saat ku bersamamu
Namun terkadang ku gundah
Saat takut kehilanganmu...

...CemBuRu...

Kadang, ku ingin buktikan padamu
Bahwa ku selalu disini untukmu
Namun saat ku tahu dirimu disana,
berdua dengannya
Ku tak sanggup katakan apapun lagi padamu
Sakit hatiku melihatnya
Aku cemburu.
Andai kau bisa sadari juga merasa
Rasa sakit di hatiku
Andai kau pun sadari pula
Betapa ku mencintaimu...
Kupikir pada saat itu tiba
Aku tlah menua
Tlah keriput dimakan usia
Terlampau lambat bersaing dengan sang putri waktu
Maut tlah hampir mencapai diriku
Ajal hampir akan menjemputku
Saat nanti seandainya kau sadari
Besarnya rasa cintaku padamu saat ini.
Seharusnya kau menyadarinya
Pengorbananku selama ini, begitu kerasnya
Bagaimana cemburunya aku ketika
melihatmu bersanding dengannya...

Aku cemburu!
Karena... Aku mencintaimu...

...SedeTik Lalu...

Baru Sedetik lalu
Aku melihatmu
Kini hatiku
Telah rindukanmu

Baru sedetik lalu
Aku merindukanmu
Kini hatiku
Telah inginkanmu

Baru sedetik lalu
Aku menginginkanmu
Kini hatiku
Telah milikimu

Namun baru sedetik lalu
Aku memilikimu
Kini hatiku
Harus kehilanganmu!

Aku tak rela
Sungguh tak rela.
Walau begitu,
Dalam hatiku tahu

Suatu saat nanti
Ku akan kehilanganmu
Namun tidak untuk saat ini...
Yang kuinginkan adalah...

...SELALU DENGANMU...

...CinTa Kita...

Berjuta Kelip Bintang
Menari di atas langit tenang
Menemani sinar si rembulan
Yang tersenyum begitu riang.

Cinta... itu tenang
Layaknya kelip si bintang
Bersinar malu-malu
memenuhi hati kalbu.

Bayangan indah cinta
Berikan kita kekuatan
berjalan bersama
Tuk menepis rintangan

Genggamlah tanganku
jangan lagi lepaskan!
Cinta terindah kita itu
pasti takkan terlupakan...

...CinTa?...

Jangan mudah berkata

“Ku sedang jatuh cinta”

Supaya nanti

Hatimu tak tersakiti.

Jangan mudah berkata

“Aku inginkan diia”

Jika belum sepenuhnya

Yakin pada rasa.

Jangan mudah berkata

“Aku hanya untuknya”

Jika belum pertimbangkan

Tuk berikan kesempatan.

Sesungguhnya

Hatiku hampa

Dan disini ku masih bertanya

Apakah cinta itu sebenarnya?

...SePi...

Kunang-Kunang mimpi beterbangan indah
Berhiaskan sayap-sayap bercorak gundah
Mencoba cari sebuah jati diri
dari lenteranya yang bersinar dalam sunyi.

Satu dari mereka berdiam
Menangis sedih dengan mata terpejam
Namun yang lain hanya memandang
Tanpa berniat mencanda riang

Inilah yang dipertanyakan
Kunang-kunang mimpi yang kesepian.
"HEI!! Dimana kiranya
sang belahan jiwaku berada?"

Tak didapat jawabnya
Hanya kesepian, sunyi menyapa
Sama halnya dengan diriku...
Hanya terdiam dalam kesunyian semu...