Large Rainbow Pointer

Senin, 06 Juni 2011

:/

Diposting oleh uLauLiuL di 13.00
Secara tidak sadar, seseorang yang menyakitimu akan membuatmu lebih KUAT!

ketika seseorang menangis, itu bukan berarti dia lemah. dia hanya sudah terlalu lama KUAT!

Tata sudah mendengar segalanya itu berkali-kali. Tata tahu. Tapi tetap saja, Tata muak dengan segalanya.
"I've lost count of my tears, Kaf!" serunya kesal saat Kafka kembali mengeluarkan jurus kata-kata bijaknya. Kafka terdiam. "Lantas... Apa yang bakal kamu lakuin sekarang, Ta?" tanya Kafka. Ganti Tata yang terdiam.

"Aku tau, Ta. Aku kenal kamu sejak bertahun-tahun yang lalu! Aku tau kamu kuat, jauh lebih kuat dari ini," ucapan Kafka terasa menusuk hati Tata. "Aku kuat? Bagaimana kamu bisa yakin dengan itu sementara aku sendiri nggak tahu bakal bertahan sampai kapan?" sergah Tata. Sinar matanya berapi-api, namun tampak secercah sakit hati di dalamnya.

"Kan tadi sudah kubilang. Aku kenal kamu. Aku tahu persis dimana batas kekuatan kamu, dan aku tahu benar bagaimana jalan pikiran kamu. Hanya masalah kamu kesal seperti ini, dan kamu sudah mau mundur? Hahaha... sejak kapan kamu jadi Tata yang cengeng?" ujar Kafka setengah mengejek. Tata terhenyak. "Sudahlah, Ta. Jalani dulu. Kamu ingat, dulu kamu pernah menghadapi yang lebih parah daripada ini?" tanya Kafka lagi. Senyum usil masih menggantung di sudut bibirnya.

Tata mengangguk. "Nah, kamu bisa melalui itu, lantas kenapa kamu tidak bisa melalui ini?" tanya Kafka lagi. Pandangan mata Tata tampak menerawang. "Benar juga ya, Kaf. Aku dulu pernah begitu hancur sampai aku nggak yakin bisa bangkit lagi. Tapi berkat kamu, Bunda dan kakakku, aku masih bisa bangkit lagi," akhirnya Tata membuka mulut.

Kafka mengusap kepala Tata. "Sudahlah, kamu toh tidak sendirian. Kamu masih tetap bisa mengandalkan kami seperti dulu. Kamu suka masak kan? Nah, kalau pacarmu itu memang sedang sibuk, kamu bisa mengajak Bunda melakukan eksperimen resep misalnya. Aku siap menampung makanannya kok," ucap Kafka lucu. Tata mulai bisa tertawa. "Atau kalau Bunda sedang nggak bisa juga, kamu bisa mengajak Kak Tito bermain basket kan?" sambung Kafka lagi. Tata mengangguk bersemangat. "Kamu juga masih punya aku, Ta. Kapanpun kamu butuh aku, just say it and i'll be there," Kafka mengakhiri penuturannya. Tata memandang sahabatnya sejak SD ini penuh terimakasih.

"Aku tau, Kaf. Aku tau aku selalu bisa mengandalkan kamu," ucap Tata. Kafka mengangguk. Tata sudah dianggapnya seperti adik sendiri. Apapun yang bisa dia lakukan untuk Tata, pasti akan dia lakukan.

"Aku tahu, apa yang membuatku kesal seperti ini, Kaf..." ucap Tata tiba-tiba. Kafka menoleh. "Apa?"


"Aku menaruh harapan terlampau tinggi padanya, jadi hal terbaik yang bisa dilakukan adalah dengan belajar menurunkan standar dan persiapkan diri menerima apa adanya..."

Kafka menatap Tata kagum.










-ooh another spontaneous short story! :D-
-copyright : Aulia Akmalina.- :D

0 komentar:

 

Starry-StupiidPrincess Template by Ipietoon Blogger Template | Gadget Review