Large Rainbow Pointer

Sabtu, 31 Maret 2012

:'(

Diposting oleh uLauLiuL di 22.08
Bila kau bukan lah cinta sejati ..
Mungkin aku takkan pernah mengerti ..
Hati yang tulus ..
Setia yang indah ..
Dan semua yang terjadi di antara kita ..


Maaf untuk semua cara yang salah ..
Itu hanya ingin ku membuktikan ..
Tiada yang lain ..
Dalam hidupku ..

Sungguh tak ada maksud tuk menyakitimu ..

Sebentuk hatiku .. buat kekasihku .. mengiring rinduku .. yang slalu untuknya ..
Memang tak selalu .. ada yang terbaik .. dari diri ini .. dan juga dirinya ..

Namun ku yakin .. cinta ini .. takkan pernah salah ..

Kuyakin dirimu hanya untukku .. selamanya ..

"...Menepati janjiku sama kamu, aku nggak akan ngomong dengan kata-kata kiasan. Kalau memang pada akhirnya kamu setuju, aku rasa lebih baik kita putus aja.." dia tertegun di hadapanku. "Kenapa harus gitu?"

"Sesedikit apapun itu, aku yakin bahwa pasti ada tatapan nggak enak yang ditujukan sama aku. Pasti ada pikiran bahwa aku yang bikin kamu jadi seperti itu. Maka sebelum semuanya terlambat, lebih baik aku terang-terangan menunjukkan bahwa aku lepas tangan. Untuk masalah keadaanku, aku yakin pasti ada orang yang mau menerima aku apa adanya. Kalau memang dia sayang aku, aku yakin dia bakal baik-baik aja," ucapku dengan suara bergetar. Kulihat selintas bayangan bening di matanya.

Dia menunduk. Ingin rasanya aku memeluknya kuat-kuat, meyakinkan dia dan diriku sendiri bahwa memang situasi yang meminta kami seperti ini. Aku berpikir panjang, mencari berbagai kemungkinan yang bisa saja terjadi. Aku takut, bahwa kelak aku akan dituding sebagai penyebab kegagalannya dalam studi. Jauh-jauh dia datang kemari, bertemu denganku, pasti semua akan berpikir ini salahku, tak bisa menjaga dia dengan baik.

"Yasudah. Aku pulang dulu," kubiarkan dia berpamitan pada ayahku. Sambil diam kuraih kunci pagar. "Kamu marah sama aku?" tanyanya saat berada di hadapanku. Aku mengangguk kecil sambil tersenyum. Aku tidak benar-benar marah padanya. Aku hanya.. kecewa? entahlah. Semuanya terasa aneh. Dia mengusap-usap pipiku. "Kamu benci aku?" tayanya lagi. "Nggak lah.. Ngapain aku benci kamu," jawabku. Dia tersenyum.

Dia menyodorkan tangannya padaku, mengajak bersalaman. Kusambar jemarinya, kukecup perlahan ujung tangannya, lalu kupeluk dia erat-erat. Dia hanya tertawa melihat tingkahku. Aku nyaris tak bisa menahan tangisku.

Satu lagi ujian terlewati. Dia sudah memilih, dan hasilnya bukanlah akhir bagi kami. Aku sayang padanya. mungkin alasanku terdengar egois, namun semuanya kulakukan atas dasar pemikiran murniku terhadap perkembangannya dua semester terakhir. Amanat orang tua yang diberikan padaku, membuatku makin berat memberikan persetujuan.. Namun apapun itu, kami berhasil.

Malang, 31 Maret 2012.

0 komentar:

 

Starry-StupiidPrincess Template by Ipietoon Blogger Template | Gadget Review