Kami diam menikmati tetes hujan sore di teras rumah. Dia diam mengamati jalanan depan rumahku yang cukup ramai. "Apa tadi? Kamu mau tanya aku serius apa nggak sama kamu?" tanyanya. Aku mengangguk pelan. "Sort of.." memang bukan itu persisnya yang mau kulontarkan, tapi cukup mendekati.
Dia menghela napas sambil mengacak rambutnya hanya karena kebiasaan. "Aku bener-bener serius sama kamu. Aku bukan bajingan. Aku buaya," ucapnya. Tawaku nyaris tersembur. Entah kenapa otakku yang tolol ini malah membayangkan kepalanya berubah jadi kepala buaya, tetap dengan badan tegapnya yang keren. Dia menatapku terluka. "Aku buaya,, yang cuma punya satu pasangan seumur hidup.. Aku sayang kamu," jawabnya pelan. Aku terdiam.
Mendadak segalanya tak lagi terasa lucu. Sekali lagi kugigit bibirku, menatap profil wajahnya yang tegas dan berwibawa. Kemudian aku menyadari.. bahwa dia lah yang aku cari selama ini. Dia yang selalu bertahan menghadapi keegoisanku. Dia yang selalu berhasil meredam amarahku. Dia yang tetap menginginkan aku sebagaimana keadaanku yang sebenarnya. Rasanya aku benar-benar mau meloncat bangun dan memeluknya , tapi terpaksa kubatalkan karena aku ingat rumahku di pinggir jalan raya.
"Sebenarnya tadi aku mau nanya. Pernah ada niat apa nggak buat ngenalin aku sama orang tuamu.." cetusku akhirnya. Dia menatapku kaget. "Pasti lah! Aku bukan orang yang suka basa-basi. Aku selalu straight to the point. Mauku aku bawa kamu pulang, aku ajak kamu dan aku bilang sama orang tuaku bahwa ini pacar aku," jawabnya langsung. Aku terdiam.
Dalam hati aku diam, mengakui bahwa sepertinya posisiku sudah cukup aman. Dalam artian belum tentu aku bakal langsung didepak. Semoga. Aku yakin keluarganya jauuuh lebih baik dari itu. "Tenanglah. Aku serius. Aku mau sampai kita nikah nanti," ucapnya. Aku tersenyum lemah.
Kami berpindah ke sofa di depan TV. TV shows yang ditayangkan sebenarnya menarik, tapi aku benar-benar sibuk dengan pikiranku. Mendadak lenganku terulur, memeluk bahunya yang bidang. "Maafin aku yang selalu egois sama kamu ya," bisikku pelan, lalu bangkit dan masuk ke kamar untuk menukar pakaian. Aku berusaha tidak menatap wajahnya, yang kuyakin menatapku tercengang.
Usai mengganti baju, aku kembali ke sampingnya. Dia masih menatapku terpana. Dan tiba-tiba saja dia menarikku ke dalam pelukannya. Di telingaku, dia berbisik lembut.
"Aku sayang kamu.."
Dedicated to my bf .. hubby to be or whatever it is ..
Yes , bii. I love you too . :)
0 komentar:
Posting Komentar